Apakah kita sudah punya target capaian dan kita sudah ikhtiar maksimal tapi kenyataan tidak sesuai dengan harapan? Bagaimana rasanya? Sakit? Sedih? Putus asa? Begitulah manusia. Dengan nikmat akal yang luar biasa dari Allah, seorang manusia bisa merencanakan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Allah SWT berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)
Mungkin di benak kita telah terbersit, mengapa Allah menyuruh kita solat, puasa, menjalankan kewajiban yang lain? Mengapa Allah melarang kita dengan berbagai macam larangan? Apa yang sebenarnya di inginkan Allah dari manusia? Allah swt menginginkan sesuatu dari hamba-Nya padahal Dia tidak membutuhkan apapun dari seorang hamba. Kita semua meyakini bahwa Allah tidak butuh dengan ibadah kita.
Imam Ali dalam khutbahnya ketika berbicara tentang Allah swt, beliau berkata, (Allah) Tidak mendapat manfaat sedikitpun dari seorang yang taat dan tidak mendapat kerugian sedikitpun dari hamba yang bermaksiat. Tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah. Ibadah bukan hanya berbentuk ritual semata. Perlu kita ingat bahwa setiap perbuatan yang dilandasi dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, maka itu juga termasuk ibadah. Termasuk makan, minum, mencari nafkah, semua itu bisa menjadi ibadah dan mendapatkan pahala di sisi Allah.
Takwa adalah tujuan selanjutnya dibalik ibadah. Allah memerintahkan kita untuk beribadah agar kita mencapa derajat takwa. Lalu apa untungnya jika kita telah bertakwa? Butuh kajian khusus untuk membahas takwa, secara singkat kita akan mengutip satu ayat dari Allah swt yang menjelaskan tentang keuntungan dari takwa. Namun takwa juga bukan tujuan akhir dari penciptaan.
Ada tujuan akhir dibalik ketakwaan. Ketika Allah menyuruh manusia untuk beribadah agar mereka bertakwa, Allah menginginkan sesuatu dari mereka. Dan tujuan akhir di balik ketakwaan itu adalah kesuksesan manusia itu sendiri, tujuan akhir dari penciptaan manusia kembali kepada diri mereka sendiri. Apa yang diinginkan Allah dari hamba-Nya? Allah ingin mereka menjadi orang yang sukses. Allah ingin melihat hamba-Nya mencapai kesempurnaan.
Keinginan Allah ini tidak untuk menguntungkan Diri-Nya sama sekali. Semua yang di inginkan Allah dari hamba-Nya murni untuk keuntungan mereka sendiri. Sedikit terbesit bahwa rencana Allah memanglebih indah pada setiap hambanya yang mau berusaha, Allah SWT juga berfirman dalam Qs Surah Ar Ra’d : 11, yang Artinya
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan esuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri“
Terjemahan diatas menjelaskan bahwa pentingnya seorang hamba tetap berusaha meskipun Qadha telah tertulis dan skenario kehidupan tetap berjalan, waktu tidak akan berhenti atau maju lebih cepat, tetapi kitalah yang harus tetap melangkah dan jangan berhenti.
Kunci kesuksesan bagi seorang muslim adalah berikhtiar, bertawakkal dan menghambakan diri kepadanya, itulah tugas utama manusia diciptakan oleh sang khalik, karena semua hal yang kita peroleh , harta, anak dan jabatan akandipertanggungjawabkan dihadapanNya kelak sendiri.
Mungkin belokan rencana yang Allah bimbing itu tanda Allah sedang meluruskan jalan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kita. Berhusnudzonlah kepada Allah. Manusia pandai berencana, untuk menyesuaikan dengan rencana-Nya.