Melapangkan hati atas semua Rencana Allah manusia pasti memiliki banyak rencana dalam kehidupannya. Rencana rencana ini juga dijadikan sebuah jalan untuk mencapai target yang diinginkannya.
Ada yang memilih dalam bentuk pendidikan, kesehatan maupun pekerjaan. Semua menjadi harapan yang benar ingin suatu saat nanti ada pada diri manusia itu sendiri. Hal itu pun bukan sebuah larangan. Manusia bebas berencana karena di dalam rencana pasti ada sebuah harapan, dan harapan ini juga kita lakukan dengan berdoa, meminta apa yang kita harapkan kepada Allah SWT, Sang Pemilik Alam.
Namun, tidak semua rencana kita itu sama dengan ketentuan yang diberikan Allah. Pernahkah kita sudah punya target capaian dan kita sudah ikhtiar maksimal tapi kenyataan tidak sesuai dengan harapan? Dengan nikmat akal yang luar biasa dari Allah, seorang manusia bisa merencanakan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Namun yang perlu diingat adalah bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Allah Maha Mengerti apa yang kita butuh kan dan Allah Mengetahui apa yang ada dalam hati kita. Baik menurut kita belum tentu baik menurut-Nya.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”(QS. Al Baqarah: 216)
Ayat di atas bisa jadi sering kita baca saat tilawah, kita dengar saat pengajian atau bahkan kita ucapkan saat menasehati orang lain. Tapi pernahkah kita sendiri merasakan berada dalam kondisi sebagaimana ayat tersebut?
Saat kita menyukai sesuatu atau seseorang, Qadarullah kita tak bisa meraihnya. Sekuat apapun kita berusaha tetap saja tak mungkin teraih ketika ia belum menjadi takdirnya. Ambil contoh sederhana tentang keinginan masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Belajar dengan rajin dan berdoa juga sudah, tapi tetap saja tidak lolos ujian. Banyak yang ingin jadi pengusaha sukses tapi selalu ada saja penghalangnya. Banyak faktor mempengaruhi bila mau ditelisik satu demi satu.
Sederhananya adalah belum rezekinya memang, hasil tak pernah mengkhianati usaha. Ada kan istilah itu? Maksudnya apa bila– bersungguh-sungguh tentu akan menuai hasil dari kesungguhan itu. Tapi jangan lupa pula bahwa tanpa izin dari Allah sebesar apa pun kesungguhan itu tak akan ditujukan jika memang bukan kehendak-Nya.
Perlu digaris bawahi bahwa perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4).
Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi di mana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apa pun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan.
Marilah kita sebagai umat yang senantiasa bersyukur melapangkan perasaan dan hati kita atas semua takdir dari Allah. Meskipun tak semuanya sesuai dengan rencana kita. Teruslah berfikir positif terhadap apa yang kita peroleh dan punyai saat ini. Jangan berhenti berdoa dan meminta, akan tetapi kita harus mengakui juga bahwasanya Allah memberikan semua yang kita butuhkan, bukan hanya sekedar yang kita inginkan. Wallahu a’lam bis showaab.