Surabaya, 6 Juni 2014 – Pengajian kedua di Masjid Asrama Haji Sukolilo Surabaya berlangsung pada Kamis pagi, dimulai tepat pukul 09.00 WIB.
Acara ini dibuka dengan istighatsah yang dipimpin oleh Dr. KH. M. Sukron Djazilan Badri, M.Ag., M.Pd, memohon segala kebaikan dan pertolongan kepada Allah.
KH Muchammad Imam Chambali, dalam pengarahannya, menekankan pentingnya ketepatan waktu dan bersegera dalam kebaikan, sebagaimana diperintahkan dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 134. “Bercepat menuju kebaikan ini, sebagaimana kita bersegera menuju ampunan dan surga Allah,” ujarnya.
Kiai Imam Chambali menuturkan bahwa saat ini semua jamaah telah memasuki “dunia haji”, sebuah dunia yang berbeda dari kehidupan sehari-hari. “Mantapkan dalam hati, aku saiki haji, bukan rekreasi. Ingatannya selalu, aku saiki jamaah haji. Maka selalu dzikir, selalu shalawat,” nasihatnya.
Menurutnya, kekuatan dunia haji terletak pada doa dan dzikir. “Dunia haji ini berbeda dengan dunia yang selama ini kita jalani. Kekuatannya ada pada doa. Mikirnya hanya Gusti Allah,” tambah pengasuh Pondok Pesantren Al Jihad Surabaya ini.
Beliau juga mengutip ayat 28 Surat Ar Ra’du: “أَلَا بِذِكْرِٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ (…alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb)”, yang artinya “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Kiai Imam menekankan bahwa orang yang panik adalah mereka yang tidak berdzikir kepada Allah.
Dalam aspek teknis, beliau mengingatkan jamaah untuk sering memantau grup WhatsApp untuk pengumuman. Jamaah yang lebih tua harus dibantu oleh jamaah lainnya. “Anda saling memberi tahu, saling menolong, tidak acuh, itu tanda kemabruran,” tegasnya.
Sebelum keberangkatan, jamaah diingatkan untuk mandi dan melakukan shalat sunnah safar. Beliau juga menasihati jamaah agar menjaga properti dan barang-barang penting, terutama paspor.
Kiai Imam memberikan panduan tentang pakaian ihram dan tata cara keberangkatan. Jamaah putri diharapkan mengenakan jilbab hijau, sementara jamaah pria memakai kain ihram dengan label Bryan Makkah. Barang yang dibawa saat keberangkatan dibatasi pada tas paspor, koper kecil, dan tas kesehatan putih.
Petugas Asrama Haji Sukolilo, Abah Ahyat, menambahkan bahwa jamaah haji yang menggunakan kursi roda akan dijemput petugas di kamar. Jamaah juga diingatkan untuk membawa air minum dan uang secukupnya di bandara.
Setelah berada di pesawat, jamaah diminta memperhatikan nomor kursi dan saling mengingatkan saat pesawat berada di atas Yalamlam untuk melakukan niat umrah wajib. Selalu kalungkan tas paspor dan ID card, baik di pesawat maupun di tanah suci. Di hotel, kunci kamar akan diserahkan kepada Ketua Rombongan, dan jamaah diminta menjaga keutuhan pakaian ihram hingga selesai umrah wajib.